Trump pada Sabtu bahkan mengatakan Amerika Serikat telah menargetkan serangan terhadap 52 situs budaya Iran. Pernyataan tersebut kemudian dikritik oleh sekutu politik AS. Ia kemudian meralat pernyataannya dengan mengatakan bahwa AS akan mematuhi hukum internasional tentang masalah ini. Pada Rabu, Trump juga sempat bersumpah tidak akan mengizinkan Iran untuk mendapatkan senjata nuklir dan mendesak negara-negara dunia untuk berhenti dari perjanjian nuklir 2015 dengan Iran. Washington meninggalkan kesepakatan tersebut pada 2018 dan ingin membuat kesepakatan baru, yang memicu ketegangan antara kedua negara. Adapun Iran telah menolak pembicaraan baru.
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan serangan rudal itu merupakan tamparan di wajah Amerika Serikat dan mengatakan pasukan AS harus meninggalkan wilayah itu. Pernyataan tersebut disampaikan saat berpidato di depan orang-orang Iran yang meneriakkan “Kematian Amerika Serikat”. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan serangan itu merupakan tanggapan Teheran terhadap pembunuhan Soleimani. Petinggi Militer Iran itu tewas dalam serangan AS pada pekan lalu dan dimakamkan di kota asalnya, Kerman pada Senin (6/1). “Kami tidak mencari eskalasi atau perang, tetapi akan membela diri terhadap agresi,” tulisnya di Twitter.